SELAMAT MENCOBLOS PADA 27 AGUSTUS 2025 DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025 SELAMAT MENCOBLOS DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025 DIREKSI & MANAGEMENT SERTA REDAKSI HARMONIPOST.COM ARTASARIMEDIAGROUP MENGUCAPKAN SELAMAT MENCOBLOS PADA 27 AGUSTUS 2025 DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025 REDAKSI HARMONIPOST.COM ARTASARIMEDIAGROUP EMAIL ; redaksi@harmonipost.com REDAKSI HARMONIPOST.COM ARTASARIMEDIAGROUP EMAIL ; redaksi@harmonipost.com SELAMAT MENCOBLOS DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025 SELAMAT MENCOBLOS PADA 27 AGUSTUS 2025 DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025

Beltim Gelar Monev Stunting ; Evaluasi Strategi untuk Masa Depan

HarmoniPostCom
5 Min Read
Foto ; repro/lawangbeltim

HarmoniPost.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung Timur (Beltim) menggelar Monitoring dan Evaluasi (Monev) Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 di Ruang Pertemuan Hotel Guest Manggar. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai sejauh mana kemajuan serta tantangan yang dihadapi dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah ini.

Pelaksanaan Monev tersebut dibuka secara resmi oleh Plt. Asisten III Setda Beltim Bidang Administrasi Umum, Ida Lismawati. Dalam kesempatan tersebut, turut hadir sejumlah pejabat penting, termasuk Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Pemdes), serta Keluarga Berencana (KB) Ronny Setiawan, Camat Manggar Herri Susanto, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Beltim, serta Tim Pendamping Keluarga (TPK) Desa Baru.

Evaluasi Langkah Percepatan Penurunan Stunting

Ida Lismawati dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan momen penting untuk mengevaluasi sejauh mana langkah-langkah yang telah diambil dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Beltim. “Kegiatan ini adalah momen penting bagi kita semua untuk melihat sejauh mana langkah kita dalam menurunkan angka stunting di Beltim,” ujarnya.

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Beltim, prevalensi stunting pada balita di Beltim masih berada di angka yang mengkhawatirkan, meskipun ada penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023, prevalensi stunting tercatat sekitar 35%, jauh di atas rata-rata nasional yang berada di kisaran 24%. Hal ini menunjukkan bahwa meski ada upaya, penurunan angka stunting masih memerlukan kerja keras dari berbagai sektor.

Tantangan dalam Penurunan Stunting: Koordinasi, Anggaran, dan Kesadaran Masyarakat

Ida Lismawati juga menyoroti sejumlah tantangan besar yang masih dihadapi dalam percepatan penurunan stunting di Beltim. Salah satu yang paling utama adalah masalah koordinasi lintas sektor. “Tantangan terbesar kita adalah mengintegrasikan semua sektor terkait, seperti kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan masyarakat dalam satu kesatuan strategi yang saling mendukung,” ujarnya.

Selain itu, ia menyebutkan masalah keterbatasan anggaran sebagai kendala utama dalam implementasi program-program pengentasan stunting. “Meski kita memiliki berbagai program unggulan, namun tanpa dukungan anggaran yang memadai, implementasi di lapangan tetap terhambat. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan setiap sumber daya yang ada secara optimal,” tambah Ida.

Satu masalah lain yang dihadapi adalah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan dan gizi yang optimal, terutama bagi ibu hamil dan balita. Banyak keluarga yang masih belum sepenuhnya memahami dampak dari stunting, sehingga edukasi dan kampanye kesehatan menjadi elemen penting dalam upaya ini.

Optimisme dan Kolaborasi untuk Mengatasi Tantangan

Meski menghadapi berbagai tantangan, Ida tetap optimis bahwa dengan komitmen dan kerja sama yang solid, angka stunting di Kabupaten Beltim bisa terus ditekan. “Semua tantangan ini memang tidak ringan. Namun, saya yakin, dengan komitmen, kerja sama, dan kepedulian kita bersama, tidak ada yang tidak bisa kita atasi,” ujar Ida dengan penuh keyakinan.

Ia juga mendorong agar perangkat daerah memperkuat sinergi antara satu dengan yang lainnya. Terutama, agar desa-desa di Beltim mengalokasikan Dana Desa secara tepat sasaran untuk program-program penurunan stunting, seperti pemberian makanan bergizi, edukasi kesehatan, dan pemeriksaan rutin bagi ibu hamil serta balita.

“Setiap rupiah yang dialokasikan harus memberikan dampak langsung bagi ibu hamil, balita, dan keluarga miskin. Kami ingin memastikan bahwa anggaran yang ada benar-benar terasa manfaatnya oleh mereka yang membutuhkan,” tambah Ida.

Peran Kader Lapangan dalam Meningkatkan Akses dan Kesadaran

Selain itu, Ida menekankan pentingnya peran kader lapangan yang selama ini berperan aktif di masyarakat. “Kami sangat mengapresiasi kontribusi kader-kader kesehatan yang selalu berada di garis depan. Ke depan, kami akan terus mendukung mereka dengan pelatihan dan fasilitas agar mereka dapat lebih maksimal dalam membantu masyarakat,” tutup Ida.

Kegiatan Monev ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata untuk memperkuat kolaborasi antara berbagai pihak dalam percepatan penurunan stunting di Beltim. Dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, perangkat daerah, serta sektor-sektor terkait, diharapkan Beltim dapat mempercepat pencapaian target nasional dalam menurunkan prevalensi stunting pada 2025.

Langkah Konstruktif ke Depan

Dalam rangka menurunkan angka stunting, pemerintah daerah perlu memperkuat koordinasi antar sektor serta memastikan bahwa alokasi anggaran tepat sasaran. Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kesehatan menjadi faktor kunci dalam mengurangi angka stunting secara signifikan. Penguatan peran kader lapangan juga menjadi aspek penting yang harus didorong agar lebih banyak keluarga yang mendapatkan edukasi dan pelayanan yang mereka butuhkan.

Dengan kolaborasi yang lebih baik antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor terkait lainnya, upaya penurunan stunting di Kabupaten Beltim diharapkan dapat lebih efektif dan berdampak langsung pada kualitas hidup generasi masa depan. . | HarmoniPost.Com | */Redaksi | *** |

Share This Article
1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *