SELAMAT MENCOBLOS PADA 27 AGUSTUS 2025 DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025 SELAMAT MENCOBLOS DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025 DIREKSI & MANAGEMENT SERTA REDAKSI HARMONIPOST.COM ARTASARIMEDIAGROUP MENGUCAPKAN SELAMAT MENCOBLOS PADA 27 AGUSTUS 2025 DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025 REDAKSI HARMONIPOST.COM ARTASARIMEDIAGROUP EMAIL ; redaksi@harmonipost.com REDAKSI HARMONIPOST.COM ARTASARIMEDIAGROUP EMAIL ; redaksi@harmonipost.com SELAMAT MENCOBLOS DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025 SELAMAT MENCOBLOS PADA 27 AGUSTUS 2025 DALAM PILKADA ULANG KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2025

Peran Teknologi RAS Dalam Budidaya Udang

HarmoniPostCom
5 Min Read
Foto ; unair/fajarsulsel

HarmoniPost.Com | ArtaSariMediaGroup ~ PT Vaname Inti Perkasa [VIP] telah memulai sejarah baru di Kabupaten Belitung Timur khususnya dalam industri Tambak Udang ber-Teknologi Recirculating Aquaculture System [RAS].

Dalam penerapan sistem akuakultur tertutup atau Recirculating Aquaculture System (RAS) semakin mendapat tempat dalam pengembangan budidaya udang (Litopenaeus) di Indonesia.

Teknologi ini dinilai mampu menjawab tantangan lingkungan, meningkatkan produktivitas, serta mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya air dan lahan luas.

Dalam sistem RAS, air yang digunakan dalam budidaya diproses dan digunakan kembali secara berkelanjutan melalui serangkaian filtrasi biologis dan mekanis. Sistem ini memungkinkan petambak mengontrol kualitas air secara ketat, menekan risiko penyakit, dan meningkatkan efisiensi pakan.

“Dengan RAS, kita bisa mengatur parameter lingkungan seperti suhu, salinitas, dan kadar amonia secara lebih presisi. Ini sangat penting untuk menjaga kesehatan udang dan mempercepat pertumbuhannya,” ujar Direktur Utama PT Vaname Inti Perkasa [VIP] Heryanto, Jum’at [22/08/2025]..

Lebih Ramah Lingkungan

Dibandingkan sistem budidaya konvensional, RAS dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak membuang limbah secara langsung ke perairan terbuka. Limbah padat dan zat berbahaya diolah terlebih dahulu sebelum air dialirkan kembali ke kolam.

“Efisiensi penggunaan air bisa mencapai 90 persen lebih. Ini sangat relevan diterapkan di wilayah dengan keterbatasan air bersih atau lahan sempit,” tambah Heryanto, Jum’at [22/08/2025]..

Beberapa pelaku usaha skala menengah mulai menerapkan sistem ini di berbagai wilayah seperti Belitung Timur, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Mereka melihat peningkatan produktivitas hingga dua kali lipat dibandingkan metode konvensional, meskipun biaya awal investasi tergolong tinggi.

Tantangan dan Harapan

Meski menjanjikan, pengembangan RAS di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan pengetahuan teknis, kebutuhan investasi awal yang besar, serta kurangnya insentif dari pemerintah.

“Dibutuhkan pelatihan teknis dan pendampingan intensif agar kita juga bisa mengakses teknologi ini. Selain itu, dukungan kebijakan dan pembiayaan akan mempercepat adopsi RAS secara lebih luas,” katanya kepada media.

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan komitmennya untuk mendorong budidaya berkelanjutan, termasuk melalui pengembangan sistem RAS sebagai bagian dari transformasi industri perikanan nasional.

“Teknologi ini sejalan dengan arah pembangunan biru (blue economy) yang berfokus pada efisiensi, keberlanjutan, dan nilai tambah,” ujar Dirjen Perikanan Budidaya, KKP, beberapa waktu lalu..

Akuakultur merupakan salah satu pilar terpenting untuk ketahanan pangan. Pada tahun 2020 lalu menurut FAO, 87,5 juta ton aquatic animal/hewan air senilai USD 281,5 juta diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Produksi industri ini telah mengalami peningkatan lebih dari 600% dibandingkan pada tahun 1990. Sektor akuakultur terus berkembang seiring dengan perkembangan teknik dan komoditas yang dibudidayakan, salah satunya dengan teknik yang dikenal dengan Recirculating Aquaculture System (RAS).

RAS adalah teknologi akuakultur dengan mendaur ulang air menggunakan filter untuk menghilangkan produk air limbah. RAS akan mengubah senyawa beracun seperti amonium, limbah padat, dan CO2 menjadi senyawa tidak beracun untuk digunakan kembali di tambak atau kolam.

Teknologi ini menguntungkan karena tidak membutuhkan banyak lahan, dapat digunakan dengan jumlah air yang terbatas sekaligus kepadatan tebar akuakultur yang tinggi, serta mengurangi limbah seperti feses, pakan yang tidak dimakan, atau bahan organik di kolom air.

Udang merupakan komoditas ekonomi penting di seluruh dunia. Data tahun 2018 menyebutkan produksi udang telah mencapai 3,5 juta ton bahkan dilaporkan sebagai spesies budidaya terpenting.

Udang memiliki banyak keunggulan dibanding beberapa perikanan lainnya karena ketahanannya yang lebih besar terhadap penyakit, pertumbuhan yang lebih cepat, dan toleransi stres yang tinggi. Karena potensinya yang sangat besar, aplikasi RAS dalam budidaya udang mulai diminati.

AInformasi ini menyoroti perkembangan teknik RAS pada budidaya udang, menjelaskan filter yang digunakan beserta hasil parameter pertumbuhan, kualitas air, pengendalian penyakit, dan tingkat kelangsungan hidup dari studi yang relevan.

RAS dapat didefinisikan sebagai sistem akuakultur yang menggabungkan pengolahan dan pemanfaatan kembali air dengan kurang dari 10% dari total volume air yang diganti per hari. Konsep RAS adalah untuk menggunakan kembali dan mengirimkan volume air setelah perawatan berkelanjutan untuk organisme yang dibudidayakan.

Komponen pengolahan air yang digunakan dalam RAS digunakan agar dapat mengakomodasi jumlah pakan yang banyak untuk menghasilkan tingkat pertumbuhan dan padat tebar yang tinggi. Umumnya,

RAS terdiri dari komponen filtrasi mekanis dan biologis, pompa, dan tangki penampung. Beberapa elemen pengolahan air tambahan juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air dan menyediakan pengendalian penyakit di dalam sistem.

Penggunaan RAS dapat mengurangi pergantian air, menjaga kualitas air, dan meningkatkan performa budidaya udang vaname. Selain itu, RAS juga mengurangi kemungkinan infeksi penyakit pada budidaya udang. | HarmoniPost.Com | Unair | *** |

Share This Article
1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *