DIREKSI & MANAGEMENT SERTA REDAKSI HARMONIPOST.COM ARTASARIMEDIAGROUP MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS PENDAFTARAN PASLON HARMONI DR H MAULAN AKLIL S.I.P,. M.SI SEBAGAI CALON WALIKOTA PANGKALPINANG & H ZEKI YAMANI SH,. MH DI KPU KOTA PANGKALPINANG .. SELAMAT BERJUANG REDAKSI HARMONIPOST.COM ARTASARIMEDIAGROUP EMAIL ; redaksi@harmonipost.com

Pilwako 2025, Molen Hadapi Tiga Pendatang Baru

HarmoniPostCom
5 Min Read
Foto ; ilustrasi uwrite

Pangkalpinang | Bangka Belitung | HarmoniPost.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Pasca kekalahan mengejutkan dari kotak kosong dalam Pilkada ulang lalu, posisi Maulan Aklil atau yang akrab disapa Molen kini menjadi perbincangan hangat menjelang kontestasi Pilwako 2025.

Tiga pendatang baru telah muncul sebagai penantang serius.

Masyarakat pun mulai bertanya-tanya: apakah Molen masih layak diberi kesempatan kedua, atau sudah saatnya Pangkalpinang dipimpin oleh wajah baru?

Dari berbagai informasi yang dikumpulkan Team Redaksi, kami mendapatkan berbagai keinginan dari warga Kota Pangkalpinang mulai dari yang ingin Kota Pangkalpinang dipimpin oleh yang telah berpengalaman hingga ada juga keinginan dari mereka sosok pemimpin yang baru sesuai harapannya masing-masing.

Suara warga Kota Pangkalpinang kini terbelah. Di satu sisi, ada kerinduan akan sosok pemimpin berpengalaman yang memahami birokrasi dan tantangan daerah. Di sisi lain, muncul gelombang keinginan akan pembaruan dan keterlibatan lebih aktif dari pemimpin.

“Pak Molen memang punya pengalaman. Tapi warga butuh lebih dari itu. Kami ingin pemimpin yang benar-benar hadir di tengah masyarakat, bukan hanya simbolis,” ujar Rizky, seorang pelaku UMKM di Kecamatan Gerunggang.

Sebaliknya, warga seperti Ibu Nuraini di Taman Sari mengaku masih menaruh harapan pada mantan Wali Kota tersebut. “Banyak program yang jalan di masa beliau. Taman, jalan-jalan lingkungan, dan digitalisasi layanan mulai terasa. Sayang kalau dihentikan di tengah jalan.”

Menurut Rajo Ameh, masyarakat lebih menginginkan dari sosok pemimpin bukan hanya figurnya tapi juga lebih dari itu seperti pemimpin yang selalu hadir dan terlibat dalam kegiatan masyarakatnya dan punya rasa dalam setiap denyut nadi masyarakatnya,” demikian Rajo Ameh.

Kekalahan dari Kotak Kosong Jadi Evaluasi Besar

Kekalahan Molen dari kotak kosong dianggap sebagai sinyal penolakan publik, bukan sekadar hasil angka. Dalam analisis para pengamat, ketidakpuasan terhadap komunikasi publik, gaya kepemimpinan, serta minimnya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan turut berkontribusi terhadap hasil tersebut.

“Pilkada lalu itu bukan tentang lawan yang kuat. Itu soal persepsi masyarakat. Jika tidak ada perubahan pendekatan, maka sangat mungkin publik mencari alternatif lain,” ujar Dr. Rahmat, pengamat politik dari Universitas Bangka Belitung.

Sementara itu, tiga figur baru telah mencuat dan siap menantang dominasi lama. Mereka berasal dari beragam latar belakang: satu dari kalangan milenial dengan basis komunitas kreatif, satu tokoh agama yang disegani, serta seorang pengusaha sukses lokal.

Masing-masing membawa isu khas: transparansi, ekonomi rakyat, dan pemerintahan berbasis digital. Mereka mulai menyasar kelompok pemilih muda dan pemilih rasional yang selama ini tidak terikat loyalitas politik.

Adanya tiga penantang baru dalam Pemilihan Walikota & Wakil Walikota Pangkalpinang Tahun 2025 ini, jelas menambah semarak ber-demokrasi di Kota Pangkalpinang yang tentunya dengan cara-cara yang elegant dan terbaik untuk ditampilkan,” ungkap Rajo Ameh.

Peluang Molen Masih Ada, Tapi Bukan Tanpa Syarat

Kendati sempat kalah, peluang Molen belum sepenuhnya tertutup. Modal sosial, jaringan birokrasi, serta nama besar masih menjadi aset penting. Namun, ia tak bisa mengandalkan cara lama.

“Kalau Molen ingin bangkit, dia harus menunjukkan perubahan. Tidak bisa lagi eksklusif. Rakyat butuh pemimpin yang membuka ruang dialog dan menjawab kritik dengan aksi, bukan reaksi,” tambah Yudi Pranata, analis politik lokal.

Kita berharap kedepan Kota Pangkalpinang semakin maju dan berkembang serta dengan kemajemukan masyarakatnya diharapkan sosial kemasyarakatan terus semakin berkembang dan saling berinteraksi sehingga seluruh aspek kehidupan baik ekonomi dan aspek formal termasuk informal bisa berjalan sesuai harapan masyarakat Kota Pangkalpinang,” tutur Rajo Ameh.

Pilkada kali ini bukan sekadar pertarungan nama, melainkan pertarungan gagasan. Masyarakat Kota Pangkalpinang kini dituntut lebih cermat memilih: akankah kembali ke pemimpin berpengalaman, atau memberikan ruang bagi energi baru yang menjanjikan perubahan?

Pilkada 2025 akan menjadi penentu arah pembangunan dan wajah kepemimpinan Kota Pangkalpinang lima tahun ke depan. Bijaklah dalam memilih, semoga pertarungan di Pilwako Pangkalpinang Tahun 2025 ini merupakan pertarungan gagasan untuk memajukan masyarakatnya,” tutup Rajo Ameh. | HarmoniPost.Com | */Redaksi | *** |

Share This Article
1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *